Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque luctus eros quis elit molestie ut consequat metus lacinia. Sed condimentum convallis massa, id consectetur lacus facilisis quis.

Mengangkat derajat sampah lewat “Bank Sampah”


Dua orang pegawai bank terlihat sedang menunggu para nasabah yang ingin menabung. Sebuah televisi berukuran 14 inci menemani meraka untuk mengurangi kepenatan. Dinding bambu beralaskan tanah, melindungi harta benda para nasabah yang disimpan di bank. Dari depan bank terdapat berbagai macam tanaman yang hijau dan terpampang papan nama bertuliskan “Bank Sampah Gemah Ripah”.
Suasana seperti itu mungkin hanya dapat kita rasakan di Bank Sampah Gemah Ripah yang terletak di Dusun Badegan, Bantul. Bank Sampah didirikan oleh masyarakat Desa Badegan pada tanggal 5 Juli 2008. Sebelumnya tanggal 23 Februari 2008 telah didirikan Bengkel Kesehatan Lingkungan yang diprakarsai oleh Bambang Suwirda yang juga penggagas Bank Sampah.
Merubah pandangan masyarakat terhadap sampah bukanlah hal yang mudah. Sampah yang biasanya dibakar,ditimbun di dalam tanah, menjadi barang yang sangat menjijikan bagi sebagian orang. Begitu juga ketika pertama kali bank sampah berdidri, petugas dari Bank Sampah harus melakukan sosialisasi dari RT ke RT. “ Pertama kali didirikan, petugas harus melakukan sosialisasi di RT 13 baru ke RT yang lain, tapi banyak juga kendala sperti masyarakat yang masih malu untuk menabung sampah”, ujar Ismiyati,sekertaris Bank Sampah.
Sistem menabung di Bank Sampah tidak jauh beda dengan bank pada umumnya. Jika kita ingin menabng di Bank Sampah kita akan dihadapkan dengan petugas teller. Sebelum itu kita harus pisahkan antara sampah plastik,kertas,dan botol. kemudian sampah ditimbang untuk mngetahui berapa berat tabungan, yang nantinya dapat ditukar dengan uang.”Biasanya para nasabah mengambil hasil dari menabung sampah setiap tiga bulan sekali”, ujar Ismiyati. Bank Sampah juga bekerja sama dengan para pengepul barang bekas agar meraka juga mendapatkan pendapat dari mengolah sampah.
Ada berbagai macam klasifikasi sampah yang dapat di tabung. Bodong (sampanh botol) dihargai Rp 3.000 per kg, duplek ( sampah kardus dan kertas ) dihargai Rp 1.500 per kg, aqua gelas dihargai Rp 4.000 kg dan plastik daur ulang. Khusus plastik daur ulang harga mnyesuaikan, karena plastik daur ulang dapat dijadikan kerajinan tangan.
Sistem pengorganisasian di Bank Sampah layaknya perusahaan besar. Direktur, wakil direktur, bendahara, sekertaris dan koordinator teller berbaur dengan sampah setiap hari. Tapi nasib mereka tidak seperti pegawai di perusahaan besar yang bergaji puluhan juta. Mereka bekerja dengan ikhlas tanpa di bayar. Sebuah televisi dan radio yang menghiasi gubuk bambu itu,pemberian dari donatur. Belum lagi para pengurus harus membayar uang sewa tempat. “Setiap bulannya kami harus membayar sewa tempat, untungnya yang punya tempat juga menjadi pengurus jadi lebih enak untuk melobi dan kami juga mendapatkan pemasukan dari penabung sampah residu karena sampah residu tidak bisa didaur ulang jadi kita masukan ke tempat pembuangan akhir” ujar Ismiyati disela-sela wawancara.
Semangat meraka  untuk mengangkat  derajat sampah tidak hanya sampai disitu. Sampah plastik dari bungkus mie instan, snack dan bunkus serbuk minuman dijadikan tas,dompet hingga rompi. Sedangkan sampah dari gabus dibuat pot bunga, dan dudukan bendera. Para warga mendapatkan penghasilan tambahan dari dari kerajinan sampah karena harga sampah yang telah dijadika kerajinan berkisar Rp 20.000-Rp 30.000.
Banyak pengharagaan yang telah dicapai berkat bank sampah. Salah satunya yang diberikan kepada Bambang Suwirda, penggagas bank sampah. Ia menjadi runer up Kick Andy Heroes pada kategori pemerhati lingkungan.” Sekarang bank sampah banyak menjadi rujukan, dari pembuat film documenter sampai mahasiswa yang mengikuti lomba karya tulis. Ada juga wartawan Jepang yang ingin membuat film disini” ujar Ismiyati dengan bangga. (Foto dan teks : Gelar Priambodo)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

wah..g tau nih mw ngoment apa lar..,like diz aja lah..huehehehe

Priambodo mengatakan...

fotonya nyusul deh.....

Komang Ayu mengatakan...

Kami juga mau merintis usaha Bank Sampah di Desa Sanur Kauh,Denpasar-Bali...doakan smoga berhasil yah....

Posting Komentar

Total Tayangan Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Translator

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
View All